Kualitas Telur Ayam Ras yang Diberi Pakan Mengandung Multi Enzim
Keywords:
ayam ras petelur, kualitas telur, multi enzimAbstract
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Penambahan multi enzim sebagai campuran bahan pakan unggas memiliki potensi meningkatkan kualitas pakan yang pada akhirnya dikuti oleh peningkatan kualitas telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian multi enzim dalam pakan terhadap kualitas telur. Penelitian di laksanakan selama 42 hari yaitu pada tanggal 27 Desember 2022 - 06 Februari 2023 di Kandang Percobaan Laboratorium Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako. Penelitian menggunakan 80 ekor ayam petelur umur 35 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan yang dibeikan sebagai berikut: M0 = pakan kontrol (jagung 50% + konsentrat 35 % + dedak padi 15%), M1 = Pakan kontrol + 0,025% Multi enzim, M2 = Pakan Kontrol + 0.050% Multi enzim, M3 = Pakan Kontrol +0.075% Multi enzim dan M4 = Pakan kontrol + 0.10% Multi enzim. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian multi enzim dalam pakan ayam ras petelur tidak memberikan pengaruh nyata (p>0,05) terhadap persentase kuning telur, indeks kuning telur serta warna kuning telur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian Multi enzim hingga 0,10% dalam pakan ayam ras petelur tidak memberikan pengaruh terhadap semua perlakuan selama penelitian atau memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai persentase, indeks dan warna kuning telur.
References
Aisjah, T., & Wiradimadja, R. A. (2007). Suplementasi metionin dalam ransum berbasis lokal terhadap imbangan efisiensi protein pada ayam pedaging. Artikel Ilmiah Jurusan Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Jatinangor, Bandung.
Angel, C. R., Saylor, W., Vieira, S. L., & Ward, N. (2011). Effects of a monocomponent protease on performance and protein utilization in 7 to 22 day old broiler chickens. Poultry Science, 90(10), 2281–2286.
Argo, L. B., Tristiarti, T., & Mangisah, I. (2013). Kualitas fisik telur ayam arab petelur fase I dengan berbagai level Azolla microphylla. Animal Agriculture Journal, 2(1), 445–457.
Ciftci, I., Yenice, E., Gkçeyrek, D., & Eturki. (2003). Pengaruh tingkat energi dan suplementasi enzim dalam gandum pakan petelur berdasarkan performa ayam dan kualitas telur. In Acta Pertanian Scandinavica (pp. 113–119).
Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. (2021). Statistik peternakan dan kesehatan hewan.
Japfa Comfeed Indonesia. (2022). Label pakan konsntrat ayam petelur.
Khan, S. H., Atif, M., Mukhtar, N., Rehman, A., & Fareed, G. (2011). Effects of supplementation of multi-enzyme and multi-species probiotic on production performance, egg quality, cholesterol level and immune system in laying hens. Journal of Applied Animal Research, 39(4), 386–398.
Lestari, P. I. (2009). Kajian supply chain management: analisis relationship marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan pelanggan dan pemasoknya. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mulyantini, N. G. A. (2014). Ilmu manajemen ternak unggas. Universitas Gadjah Mada Press.
Pantaya, D. (2003). Kualitas ransum hasil pengolahan steam pelleting berbasis wheat pollard yang mendapat perlakuan enzim cairan rumen pada broiler.
Putri, D. A. M., Djaelani, M. A., & Mardiati, S. M. (2016). Bobot, indeks kuning telur (IKT), dan haugh Unit (Hu) telur ayam ras setelah perlakuan dengan pembungkusan pasta rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Bioma: Berkala Ilmiah Biologi, 18(2), 7–13.
Rihastuti, R. A., & Triatmojo, S. (2018). Dasar teknologi hasil ternak. Universitas Gadjah Mada Press.
Romanoff, A. L., & Romanoff, A. J. (1963). The Avian Egg 2nd ed. In Inc. New York. pp. Jhon Wiley and Sons Inc.
Sikder, A. C., Chowdhury, S. D., Rashid, M. H., Sarker, A. K., & Das, S. C. (1998). Use of dried carrot meal (DCM) in laying hen diet for egg yolk pigmentation. Asian-Australasian Journal of Animal Sciences, 11(3), 239–244.
Standar Nasional Indonesia. (2006). Pakan Ayam Ras Petelur (layer). SNI 01-3929-2006.
Steel, R. G. D., & Torrie, J. H. (1993). Prinsip dan prosedur statistika (Vol. 748). PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sudaryani. (2006). Kualitas telur. Penebar Swadaya.
Tugiyanti, E., & Iriyanti, N. (2012). Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat ransum dengan penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat produser antihistamin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 1(2).
Wahju, J. (2004). Ilmu nutrisi unggas. Universitas Gadjah Mada Press.
Xuan, Z. N., Kim, J. D., Lee, J. H., Han, Y. K., Park, K. M., & Han, I. K. (2001). Effects of enzyme complex on growth performance and nutrient digestibility in pigs weaned at 14 days of age. Asian-Australasian Journal of Animal Sciences, 14(2), 231–236.
Yaln, S., Zsoy, B., & Erol, H. (2008). Budaya ragi suplementasi pakan ayam petelur yang mengandung bungkil kedelai atau bungkil biji bunga matahari dan pengaruhnya terhadap performa, kualitas telur dan kimia darah. Jurnal Penelitian Unggas Terapan, 17, 229–236.
Yuwanta, T. (2010). Telur dan kualitas telur. Universitas Gadjah Mada Press.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah AgriSains
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.